NUSAKAMBANGAN – Dalam rangka meningkatkan pemahaman praktis tentang penyelenggaraan, pengelolaan, dan penjaminan mutu dalam pembinaan narapidana, mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan (Unpas) melaksanakan kunjungan studi lapangan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Permisan Nusakambangan pada Kamis (12/12).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kampus untuk memperkuat sinergi antara teori dan praktik, khususnya dalam bidang hukum pidana dan sistem pemasyarakatan. Dalam kunjungan tersebut, rombongan disambut langsung oleh Plh. Kepala Lapas Permisan, Andi Darmawan, beserta pejabat lapas lainnya.
Dalam sambutannya, Plh. Kepala Lapas Permisan, menyampaikan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan lembaga pemasyarakatan. “Kami sangat menyambut baik kunjungan ini. Lapas tidak hanya menjadi tempat pembinaan narapidana, tetapi juga laboratorium nyata bagi mahasiswa untuk memahami kompleksitas pengelolaan pembinaan. Dengan kunjungan seperti ini, diharapkan tercipta pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem pemasyarakatan di Indonesia, ” ujar Andi.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemaparan tentang sistem pembinaan narapidana di Lapas Permisan, yang mencakup program pendidikan, pelatihan keterampilan, hingga penjaminan mutu pembinaan berbasis hak asasi manusia. Setelah itu, mahasiswa diajak untuk melihat langsung fasilitas dan proses pembinaan di lapas.
Salah satu dosen pendamping, juga menyampaikan harapannya agar kunjungan ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa. “Melalui kunjungan ini, kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori yang diajarkan di kelas, tetapi juga melihat realitas yang terjadi di lapangan. Kami berharap pengalaman ini dapat memperkaya pemahaman mereka tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan pembinaan di lapas, ” ungkapnya.
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini mengaku sangat antusias dan mendapatkan banyak pelajaran berharga. “Ini pengalaman yang luar biasa. Saya bisa melihat langsung bagaimana pembinaan dilakukan di lapas, dan ini membuka perspektif baru bagi saya tentang sistem pemasyarakatan di Indonesia, ” kata salah satu mahasiswa, (Anggita).
Baca juga:
20 Bintara Otsus Papua Purna Tugas di Brebes
|
Kegiatan ini ditutup dengan diskusi interaktif antara mahasiswa, dosen, dan petugas lapas. Diskusi ini mencakup berbagai isu penting, seperti reintegrasi sosial narapidana, program pelatihan kerja, dan peran masyarakat dalam mendukung mantan narapidana.
Dengan adanya kunjungan studi ini, diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara dunia akademik dan institusi pemasyarakatan, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan sistem pemasyarakatan di Indonesia.